Liputan6com, Bandung - Kemandirian dan kemerdekaan dirasakan pula oleh pengembang aplikasi dan gim asal Cimahi, Jawa Barat ini yakni The Wali Studio. Terutama kemerdekaan finansial dan waktu, setelah sebelumnya sempat menjadi karyawan perusahaan teknologi informasi komunikasi (TIK) serta tersedot waktu mengerjakan berbagai pesanan (order) aplikasi. Tegaklah Mandirilah. Lepaskan diri dari ketergantungan dan ketertindihan. Untuk tiba ke tahap mandiri, seseorang harus keluar terlebih dahulu dari selimut. Ia tak akan bisa berdiri sendiri bila terus saja membiarkan diri terbungkus kaki tangannya serta terbungkam mulutnya." Sang cucu tersenyum lebih lebar. "Firman berikutnya adalah fa-andzir! Ketenangan adalah Kekuatan Lahir dan Bathin". Ungkapan itu merupakan hasil penalaran Ketua Umum Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) H. Albiner Sitompul, S.IP, M.AP selama pengabdiannya kepada negara, sejak tamat Akmil 1988 di Satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI), di Kepresidenan dan Lembaga Ketahanan Nasional RI serta memimpin beberapa yayasan dan Organisasi Masyarakat Umum maupun Hampirsemua masyarakatnya terjebak dalam lingkaran saling me­ 106 Jiwa Yang Patah lenyapkan satu dengan yang lainnya. Perumpamaan Ikan Hiu menggambarkan kekuatan kapital (kuasa modal). Ikan Ido mencitrakan ketamakan penguasa lokal (baca: negara) yang dengan semena-mena memakan Ikan Homa, yang tidak lain adalah rakyatnya sendiri. HakCipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dilindungi Undang-Undang. i is Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap. ev awal penerapan Kurikulum 2013. Apapun yang tidak akan menjadikan anda kuat dan mandiri di masa depan, tinggalkan. - Tidak sedikit orang yang galau, karena keinginan besarnya duduk diatas keberaniannya yang kecil. - Keberanian adalah harga yang harus kita bayar untuk hidup dengan kuat dan mapan. - Menghina pasangan anda sama dengan menghina diri anda sendiri. Hargai Postedby PII-SUMBAR on Sabtu, Juli 19, 2008. - No comments. JAKARTA, Muktamar Nasional ke 26 Pelajar Islam Indonesia (PII) yang digelar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 4 hingga 12 Juli 2008 berlangsung sukses. Hajatan dua tahunan PII itu berhasil menetapkan sederet keputusan penting yang akan menentukan KaryaSeni Teater Cak Nun memacu kehidupan multi-kesenian di Yogya bersama Halimd HD, 2BEmha Ainun Nadjib - Kyai Kanjeng - Sang Pelayan. belajar sastra dari guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi. networker kesenian melalui Sanggarbambu, aktif di Teater Dinasti dan mengasilkan beberapa reportoar serta pementasan drama. MantanRedaktur dan Pemimpin Redaksi Majalah Annida (1991-2001) ini, tahun 1990 mendirikan Teater Bening—sebuah teater kampus di FSUI yang seluruh anggotanya adalah perempuan, menulis naskah dan menyutradarai pementasan teater tersebut di Gedung Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Auditorium Fakultas Sastra UI serta keliling Jawa dan dalamdiskusi; menemukan laporan hasil diskusi; menggunakan adalah, ialah, merupakan, yakni, dan yaitu; serta membaca puisi karya sendiri, merupakan sasaran dan tujuan pelajaran. 3 ini! Sepantasnyalah Anda benar-benar telah terampil untuk bidang-bidang itu. Selanjutnya, jangan segan-segan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan eJyzmU. A. Teater Tradisional Teater yang berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan dari teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah bersifat improvisasi. Sifatnya supel, artinya dipentaskan disembarang tampat. Jenis ini masih hidup dan berkembang didearah – daerah di seluruh Indonesia . Yang disebut teater tradisional itu, oleh Kasim Ahmad diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut 1981 113-131. Sifat teater rakyat seperti halnya teater tradisional, yaitu improvisasi sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contoh – contoh teater rakyat adalah sebagai berikut a. Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat. b. Randai dan Bakaba di Sumatera Barat. c. Mamanda dan Berpandung di Kalimantan Selatan. d. Arja, Topeng Prembon, dan Cepung di Bali. e. Ubrug, Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Tarling, dan Ketuk Tilu dari Jawa Barat. f. Ketroprak, Srandul, Jemblung, Gataloco di Jawa Tengah. g. Kentrung, Ludruk, Ketroprak, Topeng Dalang, Reyong, dan Jemblung di Jawa Timur Reyong yang biasanya hanya tarian itu ternyata sering berteater juga. i. Dermuluk disematera Selatan dan Sinlirik di Sulawesi Selatan. j. Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi di Jakarta dan sebagainya. k. Randai di Sumatera Barat. Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memandai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat penontonnya. Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerjaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Contoh – contohnya Wayang Kulit, Wayang Orang, dan Wayang Golek. Ceritanya statis, tetapi memilki daya tarik berkat kreativitas dalang atau pelaku teater tersebut dalam menghidupakan lakon. Diantaranya ialah Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penajiannya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti Komidi Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan sebagainya merupakan contoh teater transisi. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan Ludruk atau Ketoprak, tetapi jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor, dan property lain menggunakan teknik Barat. Grup teater ini merupakan awal grup teater yang meninggalakan ciri – ciri tradisional, misalnya sebagai berikut. 1 Tidak lagi bersifat improvisasi, tetapi naskah sudah mulai membagi peran. 2 Tidak lagi mengandalkan segi tari dan lagu. 3 Struktur lakonnya tidak lagi statis, tetapi disesuaikan dengan perkembangan lakon atau cerita sastra. Lahir pada tahun 1891 dan didirikan oleh August Mahieu. Menampilkan lagu-lagu Melayu, maka komedi stambul disebut pula opera Melayu. Cerita yang ditunjukan sudah merupakan cerita yang bervariasi, seperti “ 1001 Malam”, “ Nyai Dasima”, “Oey Tam Bah Sia”, “ Si Conat”, “Halmet”, “Saudager Venesia”, “Penganten Di Sorga”, “De Roos Van Serang”, “Annie Van Mendut”, “Lily van Cikampek”, dan sebagainya. Didirikan oleh Willy Klimanoff yang kemudian mengganti namanya dengan A. Piedro. Tanggal 21 juni 1926 didirikan The Malay Opera Dardanella. Dalam teater ini, tidak lagi ada nyanyian. Lakon – lakon diambil dari Indische Roman. Pemain yang masih dikenal hingga kini, misalnya Tan Ceng Bok, Devi Ja, Fifi Young, Pak Kuncung, dan sebagainya. Cerita yang dipentaskan dapat diklasifikasi menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut. 1 Cerita dari kisah 1001 Malam misal”Ali Baba”, “Aladin”, “Nur Cahaya”, “Abu Hasan”, “Nur Tuhan”, dan sebagainya, 2 Cerita dari film popular saat itu missal”The Merry Widow”, “The Three Musketeer”, “Zorro”, “The Son Of Zorro”, “Two Lovers”, “Dougles Fairbank”, dn sebagainya, 3 Cerita lama yang terkenal misal “Roses Of Zorro”, “Vera”, “Graff de Monte Cristo”, 4 Cerita yang tergolong Indische Roman misal “De Ross van Serang”, “Perantaian 99”, “Annie van Mendut”, “Lily van Cikampek”, dan sebagainya. Timbulnya teater Maya dipengaruhi oleh saudagar-saudagar Cina yang gemar akan teater. Maya dipimpin oleh Usmar Ismail. Bersama itu, muncul pula Cahaya Timur yang dipimpin Anjar Asmara. Berkat pengaruh pendidikan barat, banyak karya asli yang dihasilkan. Maya banyak mementaskan karya-karya pengarang Indonesia . Hal ini juga berkat kemajuan dokumentasi Pusat Kebudayaan Jepang di Indonesia saat itu Keimin Bunka Sidosho. Di samping hal tersebut, tampaknya peran sutradara sudah sangat penting. Naskah – naskah mengambil dari bumi Indonesia , meskipun masih meneladan pentas dunia Barat. Lahir di Yogya tahun 1948 dan merupakan embrio bagi ASDRAFI Akademi Seni Drama dan Film dengan pusatnya di Yogyakarta . Banyak tokoh Yogyakarta yang mengembangkan teater seperti Kirdjomuljo, Rendra, Soebagio Sastrowardojo, Dokter Hoejoeng, Harymawan, Sri Moertono, dan sebagainya. Pantas dicatat pula, bahwa di Bogor juga bangkit kegiatan teater sekitar tahun 1950-an dengan teaternya bernama Teater Bogor. Di Surabaya juga muncul binatang Surabaya Film Co, sedangkan di Jakarta muncul Akademi Teater Nasional Indonesia 1955 yang seperti halnya ASDRAFI banyak melahirkan tokoh-tokoh teater masa kini. Kemudian muncul pula studi Grup Drama Yogya Pimpinan Rendra, Federasi Teater Kota Bogor pimpinan Taufiq Ismail, Himpunan Seniman Budayawan Islam pimpinan Junan Helmy Nasution dan Taeter Muslim di Yogya Dipimpin oleh Muhamad Diponogoro. B. Zaman kemajuan teater Indonesia Sejak tahun 1968, yaitu Rendra pulang dari Amerika dan mendirikan Bengkel Teater di Yogya, maka mulailah zaman kemajuan dunia teater. Berdirinya Taman Ismail Marzuki sebagai ajang kreativitas para seniman termasuk juga dramawan, kiranya menambah kemajuan dunia teater. Jika Yogya adalah tempat penggembelang para calon dramawan, maka Jakarta adalah tempat di mana mereka berlaga. Tidak bisa dipungkiri, dalam hal demikian, peranan Taman Ismail Marzuki tidak sedikit. Banyak dramawan diwisuda melalui pementasan rutin disana. Kemudian bermunculan pula kelompok-kelompok teater, diantaranya 1. Bengkel Teater Rendra. Grup teater ini didirikan Rendra dikampung ketanggunan Yogyakarta , pada tahun 1968. Pementasan – pementasan drama yang melakukan selalu mendapatkan sambutan hangat dari penonton. Pementasannya seolah menjadi peta teater ditanah air. Ia seorang dramawan besar. Kebesarannya terbukti dengan penghargaan dari pemerintah berupa anugerah seni tahun 1975. ia juga mendapatkan hadiah dari Dewan Kesenian Jakarta, kesenian Jakarta , Karena lima tahun berturut-turut telah membina drama. Kelebihan – kelebihan teater Rendra yang sulit dimiliki teater lainya, diantaranya adalah sebagai berikut a. Popularitas Rendra, ia sebagai sutradara yang baik, penyiar, aktor, dan juga penyusun naskah drama. b. Penyutradaraan yang baik. Sebagai sutradara, Rendra dipandang sebagai salah seorang dari beberapa gelintir sutradara terbaik negeri ini. c. Daya kreativitas Rendra cukup tinggi ia tidak menggunakan konsep yang statis dalam penyutradaraan. Pada setiap pementasan ada unsur baru. d. Rendra adalah aktor yang baik. Dalam setiap pementasan, Rendra selalu ikut main dan bahkan menjadi pelaku utama. e. Memilih naskah yang bermutu. Rendra sendiri pandai menerjemahkan naskah drama dari bahasa asing, maka ia dapat memilih naskah yang bermutu. Nama besar lain dalam dunia penyutradaraan teater, adalah Teguh Karya, dengna kelompoknya yang bernama Teater Populer HI, karena secara rutin berpentas di Hotel Indonesia, kemudian disebut Teater Populer saja. Kubunya menghasilkan nama-nama besar dalam dunia Teater dan film. Pemborong-pemborong piala citra, banyak dihasilkan dari kelompok teater popular ini. Kita kenal Slamet Rahardjo, El Malik, Christine Hakim, N. Riantiarno, Sayanglah bahwa akhir-akhir ini teaternya teguh Karya lebih berorientasi ke film, sehingga pementasan teaternya yang sring dijadikan tolok ukur peta kemajuan teater Indonesia tidak depat kita lihat. Pada masa kejayaannya, di Indonesia pernah terdapat tiga grup teater yang besar, yaitu Bengkel Teater, Teater Populer, dan Teater kecil. Teater Kecil dipimpin oleh Arifin C. Noer. Melebihin kedua tokoh lainnya, Arifin adalah penulis naskah yang produktif. Naskahnya dipandang memiliki warna Indonesia . Penulis dari cirebon ini, sering memasukan unsur kesenian daerahnya keadalam teater yang ditulis/ dipentaskannya. Teater berwibawa yang akhir-akhir ini belum terjun kedunia film dalam arti sepenuhnya adalah Teater Koma yang dipimpin oleh Nano Riantiarno. Ia adalah penulis naskah drama yang kuat, dan sutradara yang potensial setelah surutnya generasi Teguh Karya, Arifin, dan “Opera Ikan Asin” dan “Opera Kecoa”, yang berbicara tentang rakyat jelatan. Hampir seluruh pementasan Teater Mandiri adalah karya pimpinannya sendiri, yaitu putu Widjaya. Darmawan dari Bali yang juga sarjana hokum dari Universitas Gadjah Mada, serta bekas anak buah Rendra ini termasuk penulis drama ulung. Drama-dramanya yang akhir-akhir ini banyak kali ditulis dan dipentaskan mendapat warna kuat dari “Menunggu Godot” yang pernah dipentaskan bersama Rendra di Bengkel Teater, yaitu kisah penantian terhadap datangnya suatu kebahagiaan yang selalu tercipta. Grup teater pimpinan Akudiat dari Surabaya ini terkenal karena rombongan kentrungnya. Drama kentrung Akudiat tersebut hanyalah dalam arti adanya iringan kentrung dalam pementasannya. Lakonya menggingatkan kita pada bentuk Seniaman Sintingnya Majuki. Disamping teater – teater yang sudah disebutkan didepan, banyak teater lainya yang disebut tangguh dan menyemarakkan dunia drama di Indonesia akhir-akhir ini, antara lain Teater Keliling pimpinan Rudolf Puspa dan Derry Sirna; Teater Dinasti pimpinan Emha Ainun Najib; Study Teater Bandung pimpinan Suyatna Anirun; Teater Padang pimpinan Wirsan Hadi; Teater Dewan Keseniana Ujung padang pimpinan Rahmat Age, dan sebagainya. Ada beberapa kecendrungan Mutakhir drama di Indonesia , yaitu Drama Eksperimental seperti karya Rendra berikut ini 1. Drama Non-Konvensional, seperti karya Akhdiat dan Putu Widjaya. 2. Drama Absurd, seperti karya-karya Iwan Simatupang dan Arifin C. Noer. 3. Eksistensialisme, seperti karya-karya Iwan Simatupang, Arifin C. Noer, dan Putu Widjaya. 4. Kehidupan Gelandangan, seperti karya Iwan Simatupang dan Arifin C. Noer. 5. Teater Lingkungan dan Warna Daerah, seperti karyaAkhudiat yang memadukan teater modern denga kentrung Bengkel Muda Surabaya; Wirsan Hadi yang mengetegahkan ciri dari teater tradisional Minangkabau; Teater Jeprik Yogya yang memasukkan tarian ketropak dan gamelan Jawa Dalam teater lingkungan yang diekspresikan. Kritik sosial, baik yang keras seperti karya-karya Rendra. Ataupun yang halus seperti karya-karya N. Riantiano akhir-akhir ini. Berikut beberapa tokoh drama Indonesia yang memiliki muatan kritik sosial dalam setiap karyanya baik kritik sosial yang keras maupun halus Sudah sejak sebelum studi di American Academy of Dramatical Art AADA, rendra sudah menunjukan potensinya yang besar dalam dunia teater drama. Sepulangnya dari Amerika Serikat pada tahun 1967, potensinya dalam bidang teater lebih mantap Sekitar tahun 1968 didirikanya “Bengkel Teater” yang secara berturut-turut dan terus-menerus menghasilkan drama-drama bermutu. Dari Arifin C. Noer kita memperoleh dua lakon yang mewakili ciri-ciri kemutakhiran, yaitu “Mega-mega” dan “Kapai-kapai”. Kedua drama ini berbicara tentang orang-orang terpencil, tersisa, atau orang papa. Akan tetapi keduanya juga berbicara tentang harapan. Bahwa dia dalam kehidupan yang papa, manusia selalu mempunyai harapan, yang datangnya dari kekuasaan di atas manusia. Puncak absurditas kehidupan dan filsafat eksistensialisme dalam drama kiranya dapat kita hayati lewat drama Iwan Simatupang yang berjudul “ Taman ”. Tokoh-tokoh dalam drama “ Taman ” adalah manusia – manusia yang mencoba menyadari eksistensimya. Justru dengan kesadaran itu, mereka merasa bahwa kehidupan ini absurd. OT dan LSB menunjukan perdebatan konyol untuk membuktikan bahwa orang itu memiliki eksistensi yang berbeda. Demikian juga perjumpaan antara PB dengan wanita telah menghasilkan konflik karena mereka masing-masing menyadari eksistensinya. Putu Widjaya banyak mengadakan eksperimen dengan tokoh-tokoh drama yang tidak menunjukan identitas individual. Drama-dramanya disamping dengan tokoh-tokoh yang non-konvensional juga menunjukan sifat abstrak sukar dipahami. Judul-judul dramanya begitu singkat. Misalnya “Bom”, “Tai”, “Aduh”, “Sssst”, “Gress”, dan sebagainya. Drama-drama pintu oleh Goenawan Moehammad dinyatakan sebagai drama yang tumbuh dari penggalaman yang konkrit, artinya dalam menulis lakon-lakon itu, Putu membekali dirinya dengan pengalaman. 5. Akhudiat Parodi dan Kentrung Warna daerah dihidupkan kembali lewat tangan Akhudiat dalam dramanya “Joko Tarub”. Sifat kedaerahan Joko tarub diberi bumbu penyedap supaya cocok dengan selerah masa kini. Atavisme yang muncul diberi warna baru, sehingga terjadi dekontruksionisme terhadap tokoh-tokohnya. Joko tarub dan Nawang Wulan tidak seperti yang digambarkan dalam mitos-mitos lama di jawa. Kecendrungan semacam itu kiranya banyak muncul pada dekade terakhir perkembangan drama di Indonesia. 6. Riantiarno Penampilan Kehidupan Kumuh Di depan penulis sering kali menyebut-nyebut nama Riantiarno sebagai dermawan besar saat ini. Ia banyak menyebutkan kehidupan kumuh. Bukan kehidupan orang gelandangan seperti karya-karya Arifin C. Noer, akan tetapi kehidupan rakyat jembel dengan problemanya dan Riantiarno mencoba menjawab problem ini. Tanpa malu-malu dan ini dapat disebut kebangkitan teater Indonesia modern, Nano melukiskan kehidupan homoseksual dikota metropolitan antara Roima dengan Yulimi. Kritik Sosial. Baik karya Rendra, Arifin, Putu, maupun Riantiarno sebenarnya menampilkan kritik sosial. Hanya saja cara mereka menyampaikan kritik itu berbeda-beda. Akan tetapi cara memandang realitas adalah sama. Mereka berpandangan bahwa dalam masyarakat masih ada kepincangan. Ketidakadilan, penghisapan manusia atas manusia penyelewengan dari mereka yang harusnya menegakkan hukum dan keadilan, dan sebagainya. Dengan menggunakan gaya , simbol, dan bahasa mereka yang khas, mereka mengiginkan agar kita semua menjadi sadar akan kekurangan-kekurangan itu, dan kalau dapat berusaha turut memperbaikinya. Bukankah karya seni merupakan kekuatan moral? Jika tadinya para drawaman senantiasa berkiblat berkiblat ke barat, maka pada periode mutakhir ini mereka mencoba mengadakan eksperimen sendiri. Meskipun bentuk eksperimennya masih kurang berani karena takut dicap kembali kesifat tradisional, akan tetapi kita harus mengakui bahwa bentuk-bentuk eksperimen itu menunjukan kreativitas mereka. Eksperimen yang cendrung berkembang adalah perpaduan antara teater modern dengan teater tradisional seperti yang dikemukakan Akhudiat, dan juga bentuk teater abstrak. Sebenarnya hal ini perlu koreksi lagi. Sebelum mengadakan eksperimen dan membuat yang abstrak, perlu dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan membuat bentuk drama yang biasa. Teater September dibawah pimpinan Ali Shahab menunjukan suatu kecendrungan dari dalam dunia teater, yaitu masuknya unsur teknologi mutakhir dalam penggarapan drama, khususnya drama televise. Cerita yang hidup dikalangan rakyat digarap secara lebih modern, dengan teknik pemotretan yang cukup mutakhir, mengahsilkan suatu tontonan drama yang menarik. Dalam hal ini, teater September memadukan unsur dramaturgi dengan teknologi bidang elektronik. Dengan eksperimen-eksperimennya, Ali Shahab mencoba menjadikan teater sebagai tontonan yang memikat, menarik dan enak ditonton, bukannya tontonan yang sarat dengan filsafat dan pikiran muluk-muluk. Di berbagai kota, banyak darmawan muda yang masih memiliki idealisme tinggi meneruskan kegiatan berteater meskipun secara financial tidak menjanjikan perbaikan nasib di surakarta, kehidupan taman Budaya Surakarta TBS dimotori oleh dramawan –dramawan musa seperti Hanindrawan, Sosiawan Leak, dan dramawan-dramawan muda dari 9 fakultas di UNS, serta dari perguruan tinggi lain di Surakarta. Oleh Dafikurrahman Mashor Lahir di Sumenep,11 Juli 1992 â€ș Modeâ€șAh, Absurditas Pentas Teater... Keruwetan dan absurditas menjadi tema yang kerap digarap oleh Teater Mandiri selama ini. Sekali lagi, tema itu diangkat dalam lakon Ah karya Putu Wijaya dalam pentas daring lima babak. ARSIP TIM TEATER MANDIRIPementasan daring, Ah, Teater Mandiri, yang tayang perdana dua pekan lalu di kanal Youtube akun Budaya Saya. Di tengah masyarakat yang absurd, akal sehat kerap kali harus dipaksa untuk memilih. Pilihan yang menghadirkan situasi bak makan buah untuk berkompromi, memilih untuk mengalah, atau memilih untuk bertahan, tetapi dengan konsekuensi nyawa terancam, tidak ada yang benar-benar merupakan keputusan bijak. Mengalah atau berkompromi kadang dilakukan demi menjaga keutuhan atau membuat nyawa tetap di kandung badan. Namun dalam konteks tertentu, mengalah dan berkompromi punya dampak mengerikan, bahkan lebih mengerikan ketimbang risiko kematian. Selain mengabaikan hati nurani, opsi mengalah bisa memajalkan kewarasan, yang pada ujungnya membuat orang tak berdaya setiap kali menghadapi keabsurdan dan absurditas menjadi tema yang kerap digarap oleh Teater Mandiri selama ini. Sekali lagi, tema itu diangkat dalam lakon Ah karya Putu Wijaya dalam pentas daring lima babak. Pentas ini telah ditayangkan perdana dua pekan lalu di akun kanal Youtube, Budaya lewat telepon, Rabu 2/3/2022, Putu bercerita, kisahnya itu terinspirasi sebuah kejadian nyata dari pengalaman seorang dokter muda yang dikenalnya. Sang dokter, menurut Putu, seperti juga dikisahkan dalam lakonnya, ditempatkan di sebuah desa terpencil di salah satu provinsi di Indonesia. Daerah pelosok, yang relatif tak terjangkau kemajuan teknologi TIM TEATER MANDIRIPementasan daring, Ah, Teater Mandiri, yang tayang perdana dua pekan lalu di kanal Youtube akun Budaya Saya. ”Tempatnya bertugas ada di pelosok dan kondisinya sangat bersahaja. Sementara yang namanya orang sakit kan selalu ada di mana-mana,” ujar waktu, tambah Putu, dokter muda kenalannya itu harus mengambil tindakan darurat berupa pembedahan demi menyelamatkan nyawa pasien yang datang kepadanya. Lantaran ketiadaan alat medis memadai, sang dokter terpaksa mengoperasi pasiennya dengan alat seadanya tanpa mengoperasi pasiennya menggunakan pisau silet. Operasi sebetulnya berhasil dan si pasien terselamatkan. Namun, kabar tentang itu sampai juga ke Jakarta. Si dokter muda ini lantas dipanggil pulang lalu diberi sanksi karena dianggap malapraktik. ”Cerita tadi menginspirasi saya membuat Ah ini,” tambah vs dukun Dalam Ah, Putu juga bercerita soal perjalanan seorang dokter muda perempuan Laila Uliel El Na’ma, yang ditempatkan di pelosok daerah terpencil. Masyarakat di tempat penugasan sang dokter sebenarnya masih terbilang masih percaya hal-hal berbau klenik, mistik, serta perdukunan. Awalnya sang dokter diceritakan tak terlalu bermasalah dengan kondisi tadi. Satu-satunya masalah hanyalah soal gajinya, yang baru bisa diterima setiap tiga bulan asistennya, seorang pemuda cerdas bernama Pao Ari Sumitro, sang dokter menjalani hari-harinya dengan tenang. Masalah baru muncul saat istri seorang warga desa Bambang Ismantoro dikabarkan sakit TIM TEATER MANDIRIPementasan daring, Ah, Teater Mandiri, yang tayang perdana dua pekan lalu di kanal Youtube akun Budaya Saya. Oleh dukun setempat Jose Rizal Manua si pasien sakit itu disebut menderita lantaran ada dua ekor ular kobra yang masuk ke perutnya. Diagnosa sang dukun tadi jelas ditentang oleh sang dokter. Sayangnya si pasien dibawa sudah dalam keadaan terlambat alias meninggal suami pasien serta sang dukun mengaku tak bisa terima jika pasien tersebut dikatakan telah meninggal dunia. Mereka mengamuk dan mengancam akan membunuh sang dokter berikut mereka ternyata baru reda saat dokter itu memberikan sejumlah uang, yang diambil dari gajinya. Hal itu berlanjut jadi kebiasaan. Sampai-sampai sang dokter terpaksa menjual apa saja yang kampung terus berdatangan membawa anggota keluarga mereka yang sebetulnya telah meninggal dunia dan meminta untuk disembuhkan. Mereka baru mau pulang setelah mendapat sejumlah uang dan kemudian memakamkan jenazah keluarganya itu. ”Saya terharu. Saya sedih. Saya menangis. Alangkah miskinnya kita. Kematian bisa dihibur dengan uang,” ujar sang dokter sambil meratapi juga Konspirasi Orang-orang yang Mengaku Suci Absurditas lain juga dialami dokter itu saat dipanggil untuk mengobati seorang kepala suku, yang katanya sakit keras. Kepala suku itu dianggap pahlawan lantaran telah berjasa mempersatukan seluruh suku yang ada di daerah sang kepala suku ternyata juga sudah meninggal, malah dengan kepala terpenggal dan tubuh tertukar. Akan tetapi anak kepala suku Taksu Wijaya malah murka dan juga mengancam sang dokter saat diberi tahu ayahnya telah meninggal dunia dengan kepala terpenggal dan tubuh baru terhenti saat asisten dokter mengacungkan bendera Merah Putih kecil aksesori hiasan kendaraan bermotornya yang rusak akibat tabrakan saat terburu-buru mendatangi rumah kepala kepala suku terkesan dengan kalimat yang disampaikan sang dokter, yang menyebut pahlawan tak akan pernah mati lantaran akan terus hidup abadi dalam hati setiap orang. Dia pergi baik-baik menerima kematian bapaknya sambil terus mengulang-ulang kalimat tadi di depan anggota sukunya yang lain.”Sebetulnya dia seorang pemuda yang cerdas. Makanya dia tergugah rasa kebangsaannya saat melihat bendera Merah Putih tadi. Dia juga terkesan dengan kalimat yang disampaikan sang dokter,” ujar karakter dokter muda itu, Putu juga berpetuah. Sebagai sesama anak bangsa kita, menurut Putu, harus menyayangi dan menjaga anggota masyarakat kita yang masih tertinggal dan hidup serba terbatas di pelosok-pelosok.”Kekurangan mereka kan kekurangan kita juga sebetulnya. Kalau ada kesalahan jangan mereka dijelek-jelekkan. Kita harus kasih tahu ke mereka di mana letak kesalahannya secara baik-baik. Bukan dengan menyebut mereka bodoh, kurang pendidikan, atau malas,” ujar pementasannya kali ini, Putu kembali memberi judul unik, yang sekaligus juga mengundang tanda tanya dan multi-interpretasi. Dalam karya-karya terdahulunya hal serupa juga dilakukan. Judul pementasan atau naskah hanya terdiri dari satu kata berupa kata seru, seringnya bersuku kata hanya satu seperti Wah, Hah, Lho, Dor, Tai, Aum, Aduh, Ayo, dan Teater MandiriPementasan daring, Ah, Teater Mandiri, yang tayang perdana dua pekan lalu di kanal Youtube akun Budaya Saya. Dokumentasi Tim Teater Mandiri”Saya suka judul-judul yang bisa multi-interpretable karena saya tidak ingin memaksakan pemaknaan. Judul seperti itu memang untuk memancing rasa penasaran dan interpretasi. Jadi kata ah bisa diartikan apa saja. Mau ah, kaget boleh, ah jelek boleh, atau ah apa saja. Saya memang suka memulung kata-kata yang jarang dipakai orang,” kini tengah mempersiapkan pementasan baru berjudul Ha-ha-ha, bercerita tentang kehidupan pasangan suami istri yang sudah berumur. Direncanakan April mendatang pementasan itu juga akan ditayangkan secara tidak terlalu mempersoalkan pentas secara daring. Baik pentas daring maupun luring buat Putu sama-sama punya kekurangan dan kelebihan. ”Cuma dalam kondisi sekarang yang sulit bagaimana meyakinkan sponsor,” ujarnya. Pokok dan Tokoh Pementasan dengan teater mandiri Sabtu, 9 Februari 1985 Prambors, selesai ikut pementasan teater mandiri di tim selama delapan malam berturut-turut dengan lakon front karya putu wijaya. pt . tempo 168679035960_ GRUP badut Warung Kopi Prambors pekan ini memasuki minggu tenang. Kasino mengaku lagi pegal-pegal. Dono mulai masuk kantor di sebuah majalah hiburan. Indro, entah beristirahat di mana, sulit dilacak. "Bermain drama delapan malam berturut-turut merupakan kerja keras. Capek sekali," ujar Kasino. Warkop terlibat pementasan Teater Mandiri di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dengan lakon Front, yang berakhir pekan lalu. Ketiga anggota W... Berlangganan untuk lanjutkan membaca. Kami mengemas berita, dengan cerita. Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini PILIHAN TERBAIK Rp Aktif langsung 12 bulan, Rp *Anda hemat -Rp *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo Rp Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit Lihat Paket Lainnya Sudah berlangganan? Masuk DisiniDaftar TempoID untuk mendapatkan berita harian via email. Newsletter Dapatkan Ringkasan berita eksklusif dan mendalam Tempo di inbox email Anda setiap hari dengan Ikuti Newsletter gratis. Konten Eksklusif Lainnya 11 Juni 2023 4 Juni 2023 28 Mei 2023 21 Mei 2023 Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.